Bogor (VoA-Islam) - Para kristolog sepakat, untuk membendung Kristenisasi, harus dengan
memberdayakan ekonomi masyarakat setempat. Tidak cukup memobilisasi
dengan pengerahan massa, seperti tabligh akbar.
Ormas Islam, lembaga anti pemurtadan, termasuk lembaga zakat maupun
lembaga pelayanan medis, seperti Mer-C, Dompet Dhuafa dan sejenisnya,
seharusnya bersinergis. Inilah gerakan yang secara tidak langsung telah
mengantisipasi gerakan pemurtadan, melalui pemberdayaan ekonomi, sosial,
pendidikan, termasuk pelayanan kesehatan.
Diakui, menangani gerakan anti pemurtadan sangat sulit. Kalau hanya
ceramah, duduk di masjid selesai. Tentu patut diapresiasi, apa yang
sudah dilakukan organisasi dakwah anti pemurtadan yang menangani
pendangkalan akidah, yakni dengan memberi wawasan kepada masyarakat
tentang kajian tauhid, bagaimana cara berdebat dengan Islamolog dari
kalangan Nasrani. Buku-buku dan VCD tentang bahaya Kristenisasi yang
diterbitkan harus dihargai sebagai bentuk kontribusi yang positif.
Karena dakwah dalam bentuk kajian ini tak kalah penting.
Saran bagus dikemukakan Bukhori, seorang mantan penginjil, “Lakukanlah langkah operasional seperti orang Katolik, yakni, door to door. Itu
cara yang paling efektif.
Kenapa pastor-pastor bisa melakukan kunjungan
ke rumah-rumah warga, sedangkan ustad-ustad jarang, bahkan hampir
tidak pernah. Juga, kenapa para imam setelah shalat, tidak berdiri di
pintu masjid, untuk menyalami jamaahnya yang pulang. Kenapa pendeta
bisa?”
Terbukti, Bukhori berhasil mem”bonsai” gereja Katolik di Gunung
Sindur menjadi tidak berkembang. “Jamaahnya import, dari Cibinong,
dijemput dengan mobil agar terkesan gereja itu banyak jamaahnya. Dengan
memberi solusi, Alhamdulillah, masyarakat muslim di sini gagal
dipengaruhi, sekalipun dengan iming-iming tertentu,” imbuhnya.
Lebih jauh, Bukhori berbagi cerita saat masih menjadi Katolik, kalau ada jamaah yang sedang termenung, pastor itu menghampiri, lalu ditanya, anda darimana, siapa namanya, ada masalah? Jika ada orang asing, yang bukan jamaahnya, seorang pastor pasti akan mendekati. “Sistem yang dipake Katolik itu sebenarnya menggunakan sistem Islam, door to door tadi. Memang seperti itulah dakwah yang paling efektif. Kepekaan harus dimiliki oleh seorang pendakwah. Makanya kudu dibudidayakan,” tandasnya.
Lebih jauh, Bukhori berbagi cerita saat masih menjadi Katolik, kalau ada jamaah yang sedang termenung, pastor itu menghampiri, lalu ditanya, anda darimana, siapa namanya, ada masalah? Jika ada orang asing, yang bukan jamaahnya, seorang pastor pasti akan mendekati. “Sistem yang dipake Katolik itu sebenarnya menggunakan sistem Islam, door to door tadi. Memang seperti itulah dakwah yang paling efektif. Kepekaan harus dimiliki oleh seorang pendakwah. Makanya kudu dibudidayakan,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar